- Kecelakaan lalu lintas terutama di darat begitu banyak terjadi selama
kurun waktu terakhir ini. Lebih-lebih menjelang, pada saat, dan setelah Idul
Fitri. Peningkatan arus mudik melalui darat, laut, maupun udara terjadi
cukup tajam. Kepadatan di jalur-jalur lalu lintas serta kemacetan terjadi di
mana-mana sebagai bagian dari warna-warni Lebaran. Tetapi mengapa harus
tetap terjadi kecelakaan yang begitu beruntun. Tidak mampukah kita belajar
dari kesalahan masa lalu. Belajar dari kecerobohan yang dilakukan orang
lain, agar terhindar dari kecelakaan. Mungkin ada yang menjawab, di negara
maju yang katanya sudah serba canggih saja masih ada kecelakaan. Lebih-lebih
di negara sedang berkembang yang serba terbatas kondisinya. Baik menyangkut
peralatan maupun sumber daya manusia.

- Alasan seperti itu tidaklah tepat dikemukakan, karena itu berarti pasrah
dan menyerah. Atau menganggap kecelakaan sebagai hal yang lumrah sesuai
dengan suratan takdir. Benar bila dikatakan di negara maju seperti Amerika
Serikat atau Jepang saja bisa terjadi kecelakaan di jalan raya atau jalur
kereta api. Tetapi berapa kali dalam setahun. Bandingkan dengan kita atau di
negara-negara sedang berkembang lainnya seperti India yang berkali-kali
mengalami kecelakaan kereta api yang merenggut ratusan nyawa manusia,
sehingga peristiwa semacam itu sudah menjadi berita biasa. Bandingkan pula
tentang penyebabnya. Apakah benar-benar di luar jangkauan kemampuan manusia
ataukah hanya disebabkan oleh hal-hal sepele. Jadi, benar-benar karena
adanya kelalaian atau ketidakdisiplinan.


- Yang terakhir kecelakaan terjadi di perlintasan kereta api di Kecamatan
Prembun Kebumen yang memakan korban tujuh orang tewas dan puluhan lainnya
luka-luka. Kecelakaan tak terhindarkan ketika KA Argo Dwipangga menabrak
sebuah kendaraan boks yang melintang di rel KA setelah sebelumnya menabrak
jembatan. Rangkaian gerbong terguling sehingga korban berjatuhan. Selain
korban manusia, berapa kerugian materiil yang harus diderita PT Kereta Api
Indonesia. Dan berapa kali kecelakaan serupa terjadi. Berapa kali pintu
lintasan KA tak berfungsi dengan baik atau bahkan tak ada, sehingga memakan
banyak korban. Jadi, itulah yang ingin dipertanyakan. Mengapa kembali
terulang dan terus terulang. Apakah peristiwa yang lalu-lalu tidak cukup
memberi pelajaran, sehingga kita lebih berhati-hati.

- Data tentang kecelakaan lalu lintas yang terjadi selama arus mudik cukup
memberikan gambaran yang memprihatinkan. Tercatat sejumlah 63 kecelakaan
yang dilaporkan ke Posko Lebaran Departemen Perhubungan hingga sekarang.
Kecelakaan itu menelan korban 23 orang tewas, 56 luka berat, dan 113 luka
ringan. Belum termasuk kecelakaan kereta api di Prembun Kebumen. Juga masih
dimungkinkan adanya kecelakaan yang belum dilaporkan. Ruas jalan tol
Jakarta-Cikampek menduduki peringkat tertinggi dengan 21 kecelakaan,
sedangkan ruas jalan tol Jagorawi mencatat 12 kecelakaan. Terjadi penurunan
jumlah kecelakaan di luar jalan tol dibandingkan dengan tahun lalu. Meskipun
demikian, secara total masih terjadi peningkatan karena jumlah kecelakaan
yang terjadi di jalan tol mengalami kenaikan hampir 50 persen.


- Justru fakta itulah yang mengingatkan kembali tentang dominannya faktor
kecerobohan dan kelalaian manusia. Bukankah kita telah mengetahui,
mengemudikan kendaraan di jalan tol memerlukan kehati-hatian yang lebih
dibandingkan dengan jalan biasa mengingat kecepatan relatif tinggi. Mulai
dari kesiapan kelaikan kendaraan seperti ban, rem, sampai dengan saat
mengemudikan haruslah dalam kondisi yang prima. Sedikit kesalahan atau
kecerobohan bisa berakibat fatal. Tidak hanya di jalan tol, sebab di
jalan-jalan raya pada umumnya ancaman kecelakaan tidak kalah tingginya.
Sebagian ditentukan oleh kelalaian manusia, namun sebagian lain juga
diakibatkan oleh kurangnya tanda lalu lintas atau kerusakan jalan yang tak
segera diperbaiki. Keadaan makin rawan bila mengemudikan kendaraan pada
malam hari.


- Memang dibandingkan dengan jumlah manusia yang beraktivitas di jalan raya
jumlah korban itu relatif kecil. Tetapi tetaplah perlu dipikirkan bagaimana
caranya mengurangi jumlah kecelakaan. Terutama yang terjadi hanya karena
faktor kelalaian yang tidak perlu terjadi. Penyesalan di kemudian hari
tidaklah banyak berarti. Juga mesti diingat seringkali kerugian yang
diderita jauh lebih besar dari kecelakaan itu sendiri. Misalnya karena ada
kemacetan lalu lintas atau terganggunya jadwal perjalanan angkutan umum.
Peristiwa kecelakaan bisa diakibatkan oleh technical error, namun sebagian
besar karena human error. Sedangkan faktor kesalahan manusia terkait dengan
banyak hal. Apa yang terjadi di jalan raya bisa jadi bagian dari dampak
peristiwa sebelumnya. Sekali lagi langkah preventif amatlah penting.
sumber:http://www.polarhome.com

Nidji - Shadows


hey you got to be honest
you got to be the only one
you got to be the one

hey you got to stay awake
you got to start to save the world
you got to be alert

*) shadows.. shadows..
in the world we living on
shadows.. shadows..
in the world we living on

shadows .. shadows..
we’re alone in the world we own
shadows .. shadows..
we’re alone in the world we own


hey the killer of the world
the money blinded junky man
the loveless son of man
hey nothing isn’t right
the future is in so much pain
the lovers are in vein

back to *)

is this place where we fly in
is this place where we don’t win
is this the shadows that lived in our profit
is this the shadows that we all wanted

and our life are burned by the fire
of our sins and tonight
i believe that we won’t win

here in the cities
shadows on the run
nothing is real
nothing can’t be done

i am the shadows
i’m the only one
make me believe
that nothing can be done

JAKARTA - Permintaan maaf Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) berkaitan dengan pernyataan Wakil Ketua DPP Partai Demokrat Ahmad Mubarok yang dianggap menghina Partai Golkar, dinilai merendahkan diri sendiri.

Demikian dikatakan mantan Ketua MPR Amien Rais di Gedung DPR, Senayan, Jakarta Selatan, Kamis (12/2/2009).


"SBY merupakan bapak bangsa, bapak dari semua rakyat Indonesia. Jadi dengan adanya permasalahan ini dan dia turun dari kursi kepresidenan lalu turut menyelesaikan pertengkaran Partai Demokrat dan Golkar, sama saja telah merendahkan diri sendiri," tuturnya.

Amien menyarankan, seharusnya bukan SBY tapi cukup Mubarok saja yang melakukan hal tersebut. Karena menurutnya, persolaan ecek-ecek seperti ini akan terus terjadi sampai kapan pun.

"Tentunya kita sebagai anak bangsa turut menyayangkan. Kita berharap SBY ke depan lebih arif dan bijaksana menghadapi setiap persoalan," imbaunya.

Untuk kemudian, tambah pendiri Partai Amanat Nasional itu, kalau ada persoalan seperti ini biarkan saja tokoh-tokoh partai yang menyelesaikan, bukan SBY. "Bagaimanapun saat ini posisi dia adalah presiden rakyat Indonesia yang dimiliki semua rakyat, bukan partai," pungkasnya. (lsi)

RIPRESS

RIPRESS adalah singkatan dari "Republik Indonesia Press" Sebuah badan penyiaran berita per Cq press seperti Kantor Berita "ANTARA" yang beroperasi di masa Perang Rakyat 1948/1949 atau yang lebih dikenal sebagai Clash II. RIPPRESS diselenggarakan oleh Perwira Penerangan MBKD bersama RRI dan PHB:GM II sejak tanggal 24 Mei 1949 sampai tanggal 3 Agustus 1949, setiap malam dari jam 19.00 - 20.00 (Waktu Djawa) dengah gelombang 14.4 KC. Berita-berita yang disiarkan dikutip 'dari laporan pertempuran, pengumuman/komunike Pemerintahan Militer RI, kawat/radiogram dari PDRI. Panglima Besar APRI, KSAP, PPTP, PPTS para Gubernur Militer (I-IV dan Sumatera Selatan) dan para Komandan Brigade/ pertempuran di Jawa dan Sumatera.

Kawat-kawat dan dokumen-dokumen lainnya itu diterima dan dikirim dari markas komando Gubernur Militer II di desa Balong, kecamatari Jenawi, Surakarta, di Gunung Lawu. Perlu diketahui bahwa di Balong ada 3 buah pemancar radio, yaitu dari RRI Pusat, PHB GM II dan RIPRESS.
PHB BM II mengirim dan menerima kawat/radiogram ke dan dari PDRI di Sumatera, dan para Gubernur Militer serta PHB Pusat di daerah Yogyakarta. Sebelum Wonosari diduduki Belanda pada tanggal 10 Maret 1949, hubungan tersebut diselenggarakan oleh pemancar PHB Pusat di Wonosari. Tetapi sejak tanggal 10 Maret 1949 pemancar PHB GM II di Balong mengoper tugas pemancar di Wonosari.
RRI mengadakan siaran-siaran dalam dan luar negeri tiap malam dari jam 19.00 - 20.00 dalam Bahasa Indonesia, Belanda, Inggris, dan Perancis, sedang RIPRESS menyiarkan Cq press ke luar negeri dan siarannya dapat diterima di Amerika Serikat dan Eropa.
Pada waktu Balong diserbu tentara Belanda pada tanggal 3 Agustus1949 semua pemancar radio masih dapat diselamatkan. Demikian juga sejumlah lebih dari 800 dokumen RIPRESS tidak jatuh di tangan Belanda dan sampai sekarang masih tersimpan baik-baik. Sebagian dari dokumen-dokumen tersebut dihimpun dalam bendel ini (salinan)/ foto copy dari aslinya. Dari dokumen-dokumen ini dapat diketahui, bahwa Pemerintah RI selama Clash II masih tetap menjalankan tugasnya sebagai Pemerintahan Negara yang Berdaulat, Angkatan Perang RI masih lengkap, utuh mampu melakukan perlawanan sebagai Angkatan Perang yang terorganisasi dan secara total bersama rakyat.
Setelah tercapai gencatan senjata pada tanggal 11 Agustus 1949 dan Kantor Berita "ANTARA" bekerja kembali, RIPRESS menghentikan siaran-siaran.

http://sejarahkita.blogspot.com/


;;